-
Pemberontakan di Zaman Utsman bin Affan Tahun 34 Hijriah
https://youtu.be/IbEndTBBSdo Satu per satu para santri mulai datang memarkirkan motor berjajar rapi di halaman nDalem Seringin. Di serambi, Gus Ziyyulhaq sudah duduk bersila, tampak khusyuk menelaah lembar demi lembar kitab
Published by Santri Waskita Jawi -
Peristiwa Tahun 30-33 H: Reshuffle Zaman Utsman, Selametan Abu Dzar, dan Deportasi Para Qurra
https://youtu.be/fjYt8qr0e6A Malam ini, seperti biasa di bulan Ramadhan, kami kembali duduk bersimpuh menyimak kelanjutan ngaji kitab Tarikh Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir bersama Gus Ziyyulhaq. Suasananya tenang, hanya suara
Published by Santri Waskita Jawi -
Hilangnya Cincin Stempel Nabi dan “Protes Keras” Abu Dzarr
https://www.youtube.com/watch?v=3_z25s2Zks4 Malam ini sudah sampai pada pembahasan di tahun 30 Hijriah, atau sekitar tahun 650 Masehi. Suasana nDalem Seringin yang semula riuh dengan sautan suara para santri mendadak hening saat
Published by Santri Waskita Jawi -
Kronik Politik Tahun 27 Hijriah: Pencopotan Amr bin Ash dan Kontroversi Abdullah bin Sa’ad
https://youtu.be/t-nWG1k6DJk Kami yang hadir di nDalem Seringin kembali menyimak bersama saat Gus Ziyyulhaq membuka kelanjutan ngaji dari kitab Tarikh Ibnu Katsir. Beliau membaca teks narasi itu: "tsumma dakholat sanatu sab'in
Published by Santri Waskita Jawi -
Peristiwa Tahun 27 Hijriah, Gubernur “Mantan Buronan” dan Makna di Balik Penaklukan
https://youtu.be/MBDvWwspNXkLembaran kitab Al Bidayah Wan Nihayah kembali dibuka malam ini, melanjutkan perjalanan sejarah umat Islam yang kini memasuki tahun 27 Hijriah atau sekitar 647 Masehi. Gus Ziyyulhaq langsung mengarahkan fokus
Published by Santri Waskita Jawi
-
Pemberontakan di Zaman Utsman bin Affan Tahun 34 Hijriah
-
Peristiwa Tahun 30-33 H: Reshuffle Zaman Utsman, Selametan Abu Dzar, dan Deportasi Para Qurra
-
Hilangnya Cincin Stempel Nabi dan “Protes Keras” Abu Dzarr
-
Kronik Politik Tahun 27 Hijriah: Pencopotan Amr bin Ash dan Kontroversi Abdullah bin Sa’ad
-
Peristiwa Tahun 27 Hijriah, Gubernur “Mantan Buronan” dan Makna di Balik Penaklukan


