Gagalnya Pertempuran Besar di Damaskus dan Peristiwa Penting Lainnya di Tahun 25 H

Setelah berhasil menaklukkan Armenia, pasukan muslim di bawah komando Walid bin Uqbah sedang dalam perjalanan kembali dan singgah di Mosul. Namun, situasi damai tak berlangsung lama. Di Syam, Muawiyah mengirim surat darurat kepada Khalifah Utsman di Madinah. Isi suratnya mengabarkan bahwa pasukan Romawi dalam jumlah yang sangat besar, sekitar 80.000 prajurit, sedang bergerak untuk menyerbu wilayah muslim.

Mendengar kabar ini, Khalifah Utsman segera mengambil tindakan strategis. Beliau tidak mengirim pasukan dari Madinah yang jaraknya terlalu jauh, melainkan memerintahkan gubernur terdekat, yaitu Walid bin Uqbah di Kufah, untuk segera mengirimkan bala bantuan ke Syam. Perintahnya jelas: bentuk pasukan elite yang terdiri dari para pemberani sebanyak 8.000 hingga 10.000 orang.

Walid bin Uqbah bergerak cepat. Ia mengumpulkan prajurit-prajurit terbaiknya dari berbagai wilayah kekuasaannya, termasuk dari Kufah, Armenia, dan Azerbaijan. Dalam waktu singkat, hanya tiga hari, terkumpullah 8.000 prajurit yang siap berangkat. Dari jumlah tersebut, guru kami menjelaskan berdasarkan catatan sejarah lain, sekitar 6.000 di antaranya adalah orang-orang Persia. Pasukan ini dipimpin oleh seorang komandan bernama Salman bin Rabi’ah.

Pasukan bantuan ini kemudian bergerak menuju Syam untuk bergabung dengan pasukan muslim yang sudah ada di sana di bawah pimpinan Hubaib bin Maslamah. Semua sudah siap siaga, menantikan pertempuran besar melawan puluhan ribu tentara Romawi.

Di sinilah letak kejutannya. Saat kami para santri sudah membayangkan akan ada perang dahsyat, Gus Zul menjelaskan sebuah antiklimaks. Sebelum pertempuran besar sempat meletus, pasukan Romawi yang gagah berani itu justru lari tunggang langgang. Mereka kabur.

Akhirnya, tanpa pertumpahan darah yang berarti, pasukan gabungan muslim berhasil mengamankan wilayah Syam, bahkan merebut banyak benteng dan tawanan yang ditinggalkan oleh pasukan Romawi yang melarikan diri.

Seperti biasa, guru kami tidak hanya terpaku pada satu kitab. Beliau membuka beberapa kitab tarikh (sejarah) lain untuk memberi kami gambaran yang lebih utuh. Di tahun 25 Hijriah yang sama, ternyata terjadi banyak peristiwa penting lainnya:

  • Lahirnya Tokoh Besar: Menurut Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala’, pada tahun inilah lahir seorang bayi yang kelak menjadi khalifah besar dari Dinasti Umayyah, yaitu Abdul Malik bin Marwan.
  • Musim Haji dan Wabah Mimisan: Catatan dari Ibnu Katsir menyebutkan bahwa pada musim haji tahun itu, yang menjadi amir (pemimpin) rombongan haji adalah Abdurrahman bin Auf. Khalifah Utsman sendiri sebenarnya hendak berhaji, namun terpaksa batal karena di Madinah sedang terjadi wabah aneh yang disebut Sanatur Ri’af atau “Tahun Mimisan”, di mana banyak orang tiba-tiba mengalami mimisan.
  • Penaklukan Kota Roy: Di front lain, pasukan muslim di bawah pimpinan Abu Musa Al-Asy’ari berhasil menaklukkan Kota Roy di Persia, yang sebelumnya sempat memberontak.
  • Wafatnya Seorang Sahabat: Di tahun ini pula, seorang sahabat Nabi yang memiliki kisah unik, Suroqoh bin Malik, wafat dalam keadaan muslim. Beliaulah yang dahulu sempat memburu Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Hijrah, namun akhirnya luluh dan masuk Islam.
Bagikan Artikel ini:
Santri Waskita Jawi
Santri Waskita Jawi
Articles: 48