Harta Peninggalan, Istri – istri dan anak-anak Utsman Bin Affan

Jujur saja, kami ini sebenarnya santri model “kuping wajan”. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Apalagi kalau disuruh baca kitab gundul Al-Bidayah wan Nihayah yang tebal, pasti langsung mundur karena tidak paham. Beruntungnya, kami ikut ngaji Gus Ziyyulhaq. Model ngajinya santai, tinggal duduk manis, dengar cerita, sesekali menyeruput kopi dan bakar rokok agar mata tidak mengantuk karena materi yang dibawakan memang berat dan menguras emosi. Namun, tidak terasa ini adalah materi ngaji pasan terakhir di tahun 2018. Setelah kemarin kami mengetahui kisah pilu pemakaman Ustman, Gus Ziyyulhaq sedikit mendinginkan suasana dengan membacakan catatan administratif Ibnu Katsir. Beliau menyebutkan bahwa Ibnu Katsir menulis sampai 13 lembar hanya untuk mengulang-ulang riwayat ini, saking ilmiahnya.

Kami diajak mengenal sisi manusiawi Utsman lewat daftar istri dan anak-anaknya. Mulai dari Ruqayyah binti Rasulullah yang memberinya putra bernama Abdullah (sehingga Utsman dijuluki Abu Abdillah), hingga Ummu Kultsum binti Rasulullah. Karena menikahi dua putri Nabi inilah, gelar Dzu Nurain (Pemilik Dua Cahaya) melekat abadi.

Gus Ziyyulhaq membacakan satu per satu daftar keluarga Utsman dengan detail. Istri pertama Utsman adalah putri Nabi bernama Ruqayyah binti Muhammad. Dari pernikahan ini lahir seorang putra bernama Abdullah. Gus Ziyyulhaq menyoroti fakta menarik soal nama panggilan Ustman. Di masa Jahiliyah, Utsman dipanggil Abu Amr. Namun, setelah punya anak dari Ruqayyah, panggilannya berubah menjadi Abu Abdillah.

Setelah Ruqayyah wafat, Utsman dinikahkan dengan adiknya Ruqayyah yang bernama Ummu Kultsum binti Muhammad. Pernikahan ini tidak membuahkan keturunan hingga Ummu Kultsum wafat. Karena menikahi dua putri Nabi inilah gelar Dzu Nurain (Pemilik Dua Cahaya) melekat abadi pada Utsman.

Namun, ada satu momen cerita humor yang membuat heran sekaligus tertawa. Saat membahas istri Utsman yang bernama Fakhitah binti Ghazwan. “Iki mirip karo sing disenengi Kanjeng Nabi mbiyen,” (Ini mirip dengan nama wanita yang disukai Kanjeng Nabi dulu) celetuk Gus Ziyyulhaq. Beliau menceritakan intermezzo bahwa sebelum menikah dengan Khadijah, Nabi pernah menaruh hati pada wanita bernama Fakhitah (Ummu Hani). “krono ditinggal rabi, akhire Kanjeng Nabi rabi karo Khadijah,” (Karena ditinggal nikah, akhirnya Kanjeng Nabi nikah dengan Khadijah). Kami baru tau ternyata Nabi pun pernah putus asa karena ditinggal nikah oleh sang pujaan hati. Dan Utsman memiliki istri yang namanya mengingatkan pada “cinta lama” Nabi tersebut.

Berlanjut ke istri-istri berikutnya yang melahirkan banyak keturunan bagi Utsman. Istri keempat bernama Ummu Amr binti Jundub, melahirkan Amr, Khalid, Aban, Umar, dan Maryam. Istri kelima bernama Fathimah binti Walid, melahirkan dua putra, Al-Walid dan Sa’id. Istri keenam bernama Ummul Banin binti Uyaynah, melahirkan Abdul Malik (ada pendapat lain menyebut Utbah). Romlah binti Syaibah adalah istri ketujuh yang melahirkan anak-anak perempuan, yaitu Aisyah, Ummu Aban, dan Ummu Amr. Dan istri yang terakhir bernama Na’ilah binti Farafisah. Istri setia yang kita tahu jari-jarinya putus saat berusaha melindungi Utsman dari pemberontak.